Kamis, 28 Februari 2013

329. Lima Waktu yang Kita Rindu


Sahabat, Apa yang akan kita lakukan ketika ada seorang yang kita segani menelpon kita ? Respon apakah yang akan kita berikan ketika tiba-tiba seorang yang kita cintai memanggil kita ? Beranikah kita tidak menghadiri sebuah undangan yang diberikan oleh Presiden Directur kita ? atau bagaimana perasaan kita ketika Presiden SBY mengundang kita di Istana Negara ? kita semua pasti tau jawabannya.

Lalu bagaimana perasaan hati kita, respon kita, ketika yang mengundang atau yang memanggil adalah Dzat yang sangat menyayangi kita, Dzat yang memberi kita segala-galanya, Dzat yang menggerakkan persendian tulang belulang kita, yang mengalirkan darah kita, yang menghembuskan nafas kita, yang membuka mata dan pendengaran kita ? akankah kita berpura-pura tidak mendengar karena padatnya aktifitas kita ? akankah kita bermalas-malasan karena secara materi kelihatannya tidak menguntungkan ?

Sahabat, 5 kali sehari Allah SWT yang wajib kita cintai dan kita agungkan mengundang dan memangil-manggil kita untuk hadir di RumahNYA dengan ribuan Malaikat yang akan menyambut kedatangan kita dengan do’a yang tak pernah henti, Allah SWT menunggu keluh kita, menunggu curhat kita, dan menunggu segala do’a dan permintaan kita karena di TanganNYA telah ada kekayaan, kebahagiaan, jalan keluar dan kasih sayang yang akan diberikan kepada kita, akankah kita biarkan sepi Rumah-Rumah Allah SWT yang telah kita bangun dengan kokoh dan megah ?

Kisah dibawah ini semoga menggugah diri kita, untuk segera memenuhi PanggilanNYA dalam 5 kali waktu yang mestinya kita rindukan.

Sudah berkali-kali, saat adzan berkumandang, pasti terparkir sebuah motor, dengan gerobak baso di atasnya…. Di sebuah pelataran mesjid, dikomplek tempat tinggalku.

Hingga suatu saat, setelah sholat Magrib, aku coba menyapanya… saat itu lagi hujan besar, pasti nikmat, sambil menyantap baso hangat-hangat..

Mulai jam berapa keluar mas…. tanyaku, saya keluar habis zuhur, kata si abang baso, sebut saja mas Amin. dia berkeliling hingga setelah isya… dari obrolan panjang, tersyirat… kata2 yang sebenarnya sudah lama terpatri dalam hatiku…

” SAYA DAGANG BASO, UNTUK ISI WAKTU SAJA AGAR TAK SIA-SIA SAMBIL IKHTIAR CARI NAFKAH PAK....., YANG UTAMANYA SAMBIL MENUNGGU WAKTU SHOLAT ”.

Subhanallah.., jadi Panggilan Allah SWT (Adzan/Waktu Sholat) adalah Momen Terbaik dan Tertinggi di atas segala aktifitas duniawi kita.

Di suatu kesempatan, saat adzan Isya, kembali aku temukan… sebuah peristiwa yg mengharukan, saat Tukang baso ini dikerumuni calon pembeli… dengan santunnya dia berucap… maaf sudah Adzan isya’ saya tinggal dulu ke mesjid ya… dan dengan langkah pasti, dia Tinggalkan kerumunan pembeli itu… melaju mantap ke rumah Allah…

ya Allah… Engkau yang membagi-bagikan Rejeki, Engkau yang maha Kuasa atas segala sesuatu .. limpahkan karunia terbaik Mu kepada “mas Tukang Baso Ini”.. jadikan kami menjadi hamba-hamba yang selalu ingin dekat dengan Mu.. amin

mari, kita segerakan panggilan Allah lewat Adzannya… kita tinggalkan apapun kegiatan kita, Allah segalanya… semoga Allah mudahkan langkah-langkah kita

“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ (dalam keadaan berjamaah).” (Al Baqoroh: 43).

Rasulullah telah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang buta dan berkata, “Ya Rasulullah, tidak ada orang yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW berkata untuk memberikan keringanan untuknya. Ketika sudah berlalu, Rasulullah SAW memanggilnya dan bertanya, `Apakah kamu dengar azan shalat?`. `Ya`, jawabnya. `Datangilah`, kata Rasulullah SAW. (HR Muslim 1/452)

Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”.

JADI KIRA-KIRA MENURUT ANDA SHOLAT BERJAMA’AH DI MASJID BAGI LAKI-LAKI ITU HUKUMNYA APA ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar