Sabtu, 26 Oktober 2013

371. Bersyukur

Malam ini bokap nyuru saya anterin dia buat proses kacamata. Tepatnya di Jalan Gunung Kawi Denpasar, toko kacamatanya kebetulan ada di kawasaan pasar, karena males ikut masuk ke dalem, saya nunggu di luar.

Gak ada hal yang menarik di sekitar tempat itu, sampai saya ngeliat ada seorang nenek penjual kelapa muda dan pisang nungguin dagangannya sambil tidur duduk, sesekali dia terbangun kalau tangan yang menumpu kepalanya jatuh. Sebenernya saya niat banget ambil gambar nenek itu, rentan dimakan usia tapi tetap harus bekerja untuk mengisi perutnya, seharusnya dimasa tuanya dia bisa istirahat ditempat yang tenang bercanda gurau dengan anak dan cucunya..

waktu liat dia agak lama, jujur saya teringat sosok nenek yang telah memelihara saya dari umur 3 bulan sampai mencapai umur yang kata orang "ABG" 17 tahun, tapi beliau sekarang udah pergi jauh menghadap penciptanya.

Ada hal menarik lain di pasar, dia pedagang KOREK API BATANGAN, ya... pedagang korek api batangan harganya 1000 /3 kotak, yang buat saya salut pedagang ini berjalan dari ujung pasar satu ke ujung pasar lainnya cuma buat menawarkan 1 kotak korek api batangan untuk dijual yang artinya cuma mendapat uang kurang dari Rp.500... dia sempat bolak-balik ditempat saya menunggu kira-kira dalam rentan waktu 15 menit.

Saat lagi merenungkan hal-hal yang udah saya liat tadi, bokap tiba-tiba dateng dan ngajak pulang karena proses kacamatanya udah selesai. Tapi karena ada pesenan dari nyokap buat beli es-krim, kita mampir ke supermarket deket rumah. Sebenernya ada yang menarik dari supermarket ini, pemiliknya mengijinkan seorang nenek penjual nasi bungkus buat buka kios di tempat parkirnya (pemilik yang baik) walaupun sebenernya supermarket ini udah punya beberapa cabang di kawasan denpasar.

Nenek yang jual nasi ini punya cucu, kata bokap anak kecil perempuan ini gak punya bapak dan ibu, ntah karena cerai atau meninggal yang jelas sekarang anak itu harus tinggal sama neneknya, dia nungguin neneknya berjualan sampai malam hari, anak ini putus sekolah sejak kelas 2 sd jadi sekarang belum bisa baca tulis. tadi saya liat anak itu duduk sendiri, balik-balik kotak hp seakan itu mainan puzzle sambil ngeliat orang-orang keluar supermarket dengan belanjaan yang puluhan ribu... ironis banget, saya jujur sebagai laki-laki hampir mau nangis liatnya....

dia anak yang sangat tegar, saat anak-anak lain pada tidur dibacain dongeng, minum susu, nonton tv, main boneka dia cuma bisa bermimpi dan melihat kehidupan yang "mewah" itu... bokap sempat beliin dia es-krim, dan tau apa yang dia bilang... "makasi, ya pak.." kata-kata yang biasa kan? tapi asal kalian tau air mata saya keluar saat kata itu terucap, dia seneng banget... es-krimnya langsung dia makan.... neneknya juga bilang terima kasih... bokap cuma senyum dan bilang pamit pulang sama mereka... beruntungnya saya masih memiliki orang tua yang punya hati tulus (walaupun saya sendiri masih suka kontra dengan bokap)...

dari perjalanan saya yang kurang dari 2 jam itu, ada banyak renungan yang saya dapat, ayo, coba jangan palingkan kepala kita dari kenyataan hidup saat ini.. disekeliling kita ada banyak orang yang kurang beruntung, tau apa yang mereka butuhkan? hanya beberapa suap nasi agar lambung mereka tidak dikikis asam ... agar perut mereka bisa terisi, sedangkan kita? masih bisa makan enak, menikmati teknologi, tidur di bawah atap yang bagus, bisa belanja apa yang kita mau, tapi masih tidak bersyukur dan selalu ingin lebih... hp baru, laptop baru, motor baru, baju baru, dll.

mulai sekarang lihat apa yang anda miliki.. ya, lihat semuanya dalam otak anda... hilangkan itu satu persatu... apa yang terjadi? anda takut? tapi mengapa mereka yang miskin tidak pernah takut? mungkin jawaban anda... "ya, karena mereka gak punya itu semua.." jika anda berkata seprti itu artinya anda SALAH BESAR... itu karena mereka BERSYUKUR!

Dulu saya sempat berfikir kenapa tuhan tidak adil dengan menciptakan "si kaya" dan "si miskin" sekarang saya tau jawabannya... "si miskin" ada untuk mengingatkan "si kaya" bahwa mereka tidak akan selamanya hidup dalam kemewahan, bahwa tidak ada yang perlu membuat anda takut bahkan uang sekalipun jika anda BERSYUKUR.

Karena saya tidak mampu berteriak untuk mengubah sesuatu, maka saya berusaha menulisnya untuk anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar